BAB IV
|
Penelitian ini
menghasilkan diagram alir, kode program serta keluaran berupa tingkat
ketelitian metode Biseksi dan metode Regula Falsi dalam menyelesaikan persamaan
non-linear satu variabel.
A.
Diagram Alir
Diagram alir dibuat untuk mempermudah urutan
langkah-langkah penyelesaian masalah. Adapun diagram alir yang dihasilkan
secara garis besar terdiri dari :
- Program Utama
Dalam diagram alir untuk program utama berisi
perintah untuk menentukan pilihan pada menu utama (masuk, bantuan dan keluar) serta pilihan untuk memanggil prosedur penyelesaian
metode biseksi, penyelesaian metode regula falsi, memasukan jumlah persamaan dan
derajat tertinggi serta pernyataan untuk memanggil prosedur perbandingan utama.
- Prosedur Penyelesaian Metode Biseksi
Dalam
diagram alir ini berisi perhitungan penyelesaian persamaan non-linear dengan
menggunakan metode Biseksi.
- Prosedur Penyelesaian Metode Regula Falsi
Dalam
diagram alir ini berisi perhitungan penyelesaian persamaan non-linear dengan
menggunakan metode Regula Falsi.
- Prosedur Perbandingan Utama
Dalam diagram alir untuk prosedur perbandingan utama
berisi perhitungan untuk metode Biseksi dan metode Regula Falsi serta perhitungan
untuk mengetahui perbedaan kecepatan antara metode Biseksi dan metode Regula
Falsi dalam menyelesaikan persamaan non-linear ditinjau dari banyaknya iterasi.
Diagram alir secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 1.
B.
Kode Program
Kode program yang dihasilkan diberi nama “NUMERIK”
yaitu program yang digunakan untuk mengetahui perbedaan kecepatan antara metode
Biseksi dan metode Regula Falsi dalam menentukan akar penyelesaian persamaan
non-linear ditinjau dari banyaknya iterasi. Secara garis besar kode program ini
terdiri dari :
1.
Program Utama
Dalam kode program untuk program utama berisi
pernyataan untuk menampilkan menu utama, pernyataan untuk memanggil prosedur
penyelesaian metode biseksi, penyelesaian metode regula falsi, memasukan jumlah
persamaan dan derajat tertinggi serta pernyataan untuk memanggil prosedur perbandingan
utama.
2.
Prosedur-prosedur
a). Prosedur
Tunggu
Prosedur tunggu menampilkan kondisi pada saat program
Numerik sedang menyimpan file hasil perhitungan.
b). Prosedur
Judul
Prosedur judul menampilkan judul program pada setiap
langkah-langkah program Numerik.
c). Prosedur
Bantuan
Prosedur bantuan menampilkan bantuan dari program.
d). Prosedur Bye_bye
Prosedur bye_bye menampilkan kondisi pada saat keluar
program.
e). Prosedur
Penyelesaian Metode Biseksi
Prosedur ini berisi perhitungan untuk menghitung
persamaan non-linear menggunakan metode Biseksi.
f).
Prosedur Penyelesaian Metode Regula Falsi
Prosedur ini berisi perhitungan untuk menghitung
persamaan non-linear menggunakan metode Regula Falsi.
g). Prosedur
Memasukkan Jumlah Persamaan dan Derajat Tertinggi
Prosedur ini berisi perintah untuk memasukkan jumlah
persamaan dan derajat tertinggi dari persamaan non-linear.
h). Prosedur
Tampil Derajat
Prosedur tampil derajat menampilkan jumlah persamaan
dan derajat tertinggi pada setiap langkah-langkah program Numerik.
i).
Prosedur Pilihan Input
Prosedur ini berisi pilihan cara memasukkan data.
j).
Prosedur Perbandingan Utama
Dalam prosedur perhitungan utama berisi perhitungan
untuk metode Biseksi dan metode Regula Falsi serta perhitungan untuk mengetahui
perbedaan kecepatan antara metode Biseksi dan metode Regula Falsi dalam
menyelesaikan persamaan non-linear ditinjau dari banyaknya iterasi.
Kode program secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 2.
C.
Hasil Keluaran
Pada saat pemanggilan pertama program, tampak MENU
UTAMA :
Gambar 7. Tampilan Menu Utama
Jika pilihannya adalah 1 maka selanjutnya akan muncul
pilihan untuk jenis penyelesaian persamaan non-linear.
Gambar 8. Tampilan Pilihan Jenis Penyelesaian
Setelah dipilih penyelesaian yang pertama yaitu
penyelesaian persamaan non-linear menggunakan metode Biseksi, selanjutnya
muncul perintah untuk memasukan derajat tertinggi persamaan non-linear,
koefisien dari x serta nilai awal x1 dan nilai awal x2.
Gambar 9. Tampilan Memasukkan Koefisien x dan Nilai Awal x1, x2
Apabila derajat tertinggi, koefisien dari x serta
nilai awal x1 dan nilai awal x2 telah ditentukan, sebagai ilustrasi untuk
derajat tertingginya adalah 3 nilai a = 1 (koefisien x3), b = 0
(koefisien x2), c = -7 (koefisien x1), d = 1 (koefisien x0)
dengan nilai x1 awal = 2,5 dan nilai x2 awal = 2,6. Selanjutnya akan
ditampilkan hasil perhitungan menggunakan metode Biseksi.
Gambar 10. Tampilan Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Biseksi
Untuk pilihan penyelesaian yang kedua yaitu
penyelesaian persamaan non-linear menggunakan metode Regula Falsi, tampilannya
hampir sama dengan pilihan penyelesaian yang pertama, perbedaannya hanya pada
nilai hasil perhitungan karena menggunakan rumus iterasi yang berbeda.
Gambar 11. Tampilan Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Regula Falsi
Jika yang dipilih adalah penyelesaian yang ke tiga
yaitu penyelesaian metode Biseksi dan metode Regula Falsi untuk mengetahui perbedaan
kecepatan dalam menyelesaikan persamaan non-linear ditinjau dari banyaknya
iterasi, maka akan muncul perintah untuk memasukkan jumlah persamaan
non-linear, pangkat tertinggi dan batas jumlah iterasi.
Gambar 12. Tampilan Perintah Memasukkan
Jumlah Persamaan dan Derajat
Tertinggi serta Batas Jumlah Iterasi
Setelah
jumlah dan pangkat tertinggi ditentukan sebagai ilustrasi jumlah persamaannya
adalah 10 dengan derajat tertinggi 2, selanjutnya muncul pilihan cara
memasukkan data yaitu data dimasukkan satu persatu dari keyboard atau
data didapat dari angka random untuk menentukan koefisien dari x2 (Nilai a), x1 (Nilai b) dan x0 (Nilai c) serta dua nilai awal x1 dan x2.
Gambar 13. Tampilan Pilihan Memasukkan
Data
Jika yang
dipilih memasukkan data satu persatu, maka muncul perintah untuk memasukkan
nilai koefisien dari x serta dua nilai awal x1 dan x2 sejumlah persamaan yang
ditentukan sebelumnya. Tetapi jika yang dipilih adalah cara memasukkan berupa
angka random maka program secara otomatis menentukan nilai koefisien dari x
serta dua nilai awal x1 dan x2 sejumlah persamaan yang ditentukan sebelumnya.
Gambar 14. Tampilan Program Menentukan Koefisien serta Nilai x1 dan x2
Awal dengan Angka Random
Pada saat program menentukan nilai x1 awal dan x2
awal, syarat yang harus dipenuhi adalah f(x1).f(x2)<0, jika tidak ditemukan
nilai yang memenuhi persyaratan maka program akan menentukan nilai a, b, c, …,
n yang baru.
Setelah
semua persamaan non-linear mempunyai nilai koefisien dan nilai awal x1 dan x2 maka
selanjutnya program melakukan perhitungan menggunakan rumus iterasi pada
masing-masing metode. Pada metode Biseksi, langkah-langkahnya adalah :
1. Menentukan nilai x3 dengan rumus dan nilai f(x3)
2. Jika f(x1).f(x3) < 0, maka akar berada
pada selang x1 dan x3. Ulangi
langkah ke 1 dengan x2 = x3.
3. Jika f(x1).f(x3) > 0, maka akar berada
pada selang x1 dan x2. Ulangi
langkah ke 1 dengan x1 = x3.
4. Jika f(x1).f(x3) = 0, maka akar persamaan
non-linearnya adalah x3 dan perhitungan selesai.
Sedangkan pada metode Regula
Falsi, langkah-langkahnya adalah :
1. Menentukan
nilai x3 dengan rumus dan nilai f(x3)
2. Jika f(x1).f(x3) < 0, maka akar berada
pada selang x1 dan x3. Ulangi
langkah ke 1 dengan x2 = x3.
3. Jika f(x1).f(x3) > 0, maka akar berada
pada selang x1 dan x2. Ulangi
langkah ke 1 dengan x1 = x3.
4. Jika f(x1).f(x3) = 0, maka akar persamaan
non-linearnya adalah x3 dan perhitungan selesai.
Proses
perhitungan pada kedua metode berjalan ketika pada layar monitor tampak :
Gambar 15. Tampilan Proses Iterasi Metode Biseksi
dan Metode Regula Falsi
Jika proses iterasi untuk metode Biseksi dan metode
Regula Falsi sudah selesai, maka selanjutnya muncul pertanyaan apakah hasil
perhitungan akan ditampilkan langsung pada layar monitor. Jika menginginkan
langsung ditampilkan maka ketikkan ‘y’ atau ‘Y’ dan jika tidak ingin
menampilkan hasilnya maka ketikkan ‘t’ atau ‘T’.
Gambar 16. Tampilan Pertanyaan Tampilkan
Hasil Perhitungan
Setelah dipilih untuk menampilkan hasil perhitungan
oleh metode Biseksi dan metode Regula Falsi dengan mengetikkan ‘y’ atau ‘Y’
maka selanjutnya akan ditampilkan nilai a, b, c, …, n serta nilai x1 awal dan
nilai x2 awal untuk setiap persamaan. Selanjutnya akan ditampilkan pula salah satu akar pendekatan dan akar pada
saat iterasi ke 10 serta kesimpulan yang didapat.
Gambar 17.
Tampilan Koefisien serta Nilai x1 Awal dan x2 Awal Persamaan
ke 10
Gambar 18. Hasil Perhitungan berupa Salah-satu akar Penyelesaian
Gambar 19. Hasil Perhitungan berupa Salah-satu akar pada Iterasi ke 10
Gambar 20. Tampilan Kesimpulan
Setelah
ditampilkan hasil perhitungan metode Biseksi dan metode Regula Falsi serta
kesimpulannya, selanjutnya muncul pertanyaan apakah hasil perhitungan akan
disimpan di file. Jika menginginkan hasil perhitungan disimpan maka
ketikkan ‘y’ atau ‘Y’ selanjutnya ketikkan nama file untuk menyimpannya (misal
nama filenya hasil).
Gambar 21. Tampilan Pertanyaan Simpan Hasil
Perhitungan
Gambar 22. Tampilan Perintah Ketikkan Nama File
Gambar 23. Tampilan Keterangan Hasil Perhitungan Telah Disimpan
Gambar 24. Hasil
Perhitungan Program NUMERIK pada File Hasil.txt
Pertanyaan
terakhir yang muncul adalah apakah akan mengulang menjalankan program. Jika
menginginkan mengulangi dan melakukan perhitungan lagi maka ketikkan ‘y’ atau
‘Y’ dan program akan kembali ke MENU UTAMA.
Gambar 25. Tampilan Pertanyaan Apakah Akan Mengulang
Selanjutnya
jika yang dipilih nomor 2 pada MENU UTAMA, maka akan muncul penjelasan tentang
program NUMERIK. Tekan ENTER untuk kembali ke MENU UTAMA.
Gambar 26. Tampilan Penjelasan Program Numerik
Jika pada
MENU UTAMA dipilih 3 maka program akan berhenti.
Gambar 27. Tampilan Terakhir Program
Numerik
D. Perbandingan Metode Biseksi dan Metode
Regula Falsi
Setelah
dilakukan perbandingan selisih rata-rata akar pendekatan dengan rata-rata akar
pada iterasi ke n untuk metode Biseksi dengan metode Regula Falsi dalam
menyelesaikan persamaan non-linear khususnya persamaan polinomial satu variabel
maka didapat data seperti pada tabel berikut (e = 1 x 10-7 dan n = 10).
Tabel Hasil Perhitungan Selisih untuk Berbagai
Jumlah Persamaan dan Derajat Tertinggi
Jumlah Persamaan
|
Derajat Tertinggi
|
Selisih rata-rata metode Biseksi
|
Selisih rata-rata metode Biseksi
|
100
|
2
|
0.0001115879
|
0.2696024492
|
75
|
2
|
0.0001893593
|
0.0229433158
|
50
|
4
|
0.0000367736
|
0.0148569387
|
50
|
2
|
0.0002691039
|
0.0081416507
|
25
|
4
|
0.0005576837
|
0.0917223574
|
25
|
2
|
0.0007035599
|
0.0277696914
|
10
|
4
|
0.0003280580
|
0.2511075020
|
10
|
2
|
0.0000933324
|
0.1053634945
|
Dari
contoh-contoh keluaran di atas dengan jumlah persamaan dan derajat tertinggi
yang berbeda-beda diperoleh selisih rata-rata akar pendekatan dengan rata-rata
akar pada iterasi ke n (iterasi ke 10) untuk metode Biseksi yang selalu lebih
kecil dari selisih metode Regula Falsi. Karena selisih metode Biseksi selalu
lebih kecil dari selisih metode Regula falsi maka dapat disimpulkan bahwa
metode Biseksi lebih dari metode Regula Falsi karena hanya dengan 10 iterasi,
akar metode Biseksi sudah mendekati akar pendekatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar